Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem khas laut tropis, yang memiliki peran yang sangat penting dalam ekologis dan ekonomis. Secara ekologis, terumbu karang mempunyai fungsi sebagai tempat hidup, berkembang biak dan mencari makan berbagai jenis biota laut. Terumbu karang juga berfungsi sebagai penahan erosi dan abrasi karena struktur karang yang keras dapat menahan gelombang, juga sebagai penyerap karbon dioksida di dunia sebanyak 43,6% dan penghasil oksigen. Secara ekonomis, sebagaian besar ikan tinggal di ekosistem karang, juga bisa dijadikan sbagai ekowisata.
Namun pada saat ini kondisi terumbu karang di dunia semakin memburuk, di Indonesia sendiri pada tahun 2003 diperkirakan hanya 7% dalam keadaan sangat baik, 27% dalam keadaan sedang dan lebih dari 36% dalam keadaan buruk (Nontji,2004). Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan sekitar 50.000 km2 dan mempunyai keanekaragaman biota dan produktifitas yang tinggi. Sehingga menjadikan Indonesia memiliki area terumbu karang yang paling luas di dunia: 12-15%. Pengelolaan ekosistem terumbu karang membutuhkan pamahaman dan keseriusan dari pemegang kekuasaan. Sehingga bisa tercapai tujuan perlindungan ekosistem dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.
Ekosistem terumbu karang memiliki banyak fungsi, diantaranya:
Ø Ekosistem terumbu karang sebagai pelindung ekosistem pantai. Terumbu karang mempunyai kemampuan untuk menahan kekuatan gelombang karena memiliki struktur yang keras, sehingga kekuatan gelombang bisa berkurang.
Ø Ekosistem terumbu karang sebagai penghasil oksigen. Ekosistem terumbu karang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan oksigen seperti halnya hutan didaratan.
Ø Ekosistem terumbu karang sebagai tempat hidup, berkembang biak dan mencari makan berbagai jenis biota laut.
Ø Ekosistem terumbu karang sebagai tempat mata pencaharian, karena diperkirakan terumbu karang yang bsehat menghasilkan 25 Ton ikan pertahunnya.
Ø Ekosistem terumbu karang sebagai sumber bahan obat- obatan, karena pada terumbu karang terdapan bahan- bahan kimia yang bisa dijadikan sebagai bahan obat.
Ø Ekosistem terumbu karang sebagai objek wisata yang menarik, karena keindahan bentuk dan warnanya serta biota-biota yang hidup pada Ekosistem terumbu karang.
Ø Ekosistem terumbu karang sebagai tempat penelitian yang akan menghasilkan informasi seputar terumbu karang, zat- zat yang terkandung serta biota- biota yang hidup pada Ekosistem terumbu karang
Namun dibalik potensi tersebut, aktifitas manusia dalam pemanfaatan ekosistem terumbu karang secara langsung atau tidak langsung sering merusak terumbu karang. Menurut Suprihayono (2000) aktifitas pemanfaatan terumbu karang diantaranya:
· Perikanan terumbu karang
Perikanan di ekosistem sangat beraneka ragam, semakin beranekaragam jenis karang maka semakin beranekaragam jenis ikan yang hidup.
· Aktifitas Pariwisata Bahari
Ekosistem terumbu karang memiliki keindahan yang luar biasa. Hal ini menjadi potensi sebagai daya tarik bagi wisatawan. Namun harus tetap memperhatikan dan menjaganya.
· Aktifitas Pembangunan Daratan
Aktifitas pembangunan di darat sangat menentukan baik buruknya terumbu karang. Jika pembangunan itu seenaknya tidak berwawasan lingkungan maka akan berdampak buruk bagi karang, misalnya kekeruhan dan sedimentasi yang meningkat akibat penebangan hutan.
· Aktifitas Pembangunan di Laut
Aktifitas pembangunan di laut seperti pembangunan pelabuhan, pengeboran minyak, pengambilan pasir, pemasangan kabel atau pipa bawah laut dll, secara langsung ataupun tidak akan memberikan dampak negatif terhadap terumbu karang.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya terumbu karang diantaranya:
Ø Penambangan batu karang, untuk bahan bangunan dan perhiasan
Ø Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, seperti bom ikan, racun sianida dan pukat harimau
Ø Pencemaran oleh limbah industri, pertanian dan domestik
Ø Sedimentasi dan kekeruhan yang tinggi
Ø Eksploitasi berlebihan perikanan (overfishing) karang
Penyelamatan ekosistem terumbu karang yang paling utama adalah peningkatan kesadaran dari manusia sendiri sebagai pihak utama yang menimbulkan kerusakan ekosistem terumbu karang. Kesadaran dari pentingnya ekosistem terumbu karang, pentingnya menjaga lingkungan dan memperbaiki dan menjaga ekosistem terumbu karang yang telah rusak. Menjaga ekosistem lainnya seperti ekosistem mangrove dan ekosistem padang lamun, karena ekosistem itu saling berkaitan. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus bertindak tegas dalam menjalankan aturannya, pemerintah juga harus ikut serta terlibat, bekerja sama dan berkampanye dengan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap lingkungan. Penelitian- penelitian harus secara gencar dan mendalam dilakukan untuk melindungi dan merehabilitasi ekosistem terumbu karang. Kampanye-kampanye yang banyak dilakukan, seharusnya direalisasikan dengan sungguh-sungguh dan hendaknya tidak hanya di jadikan wacana. Upaya penyelamatan lingkungan perlu dilakukan secara global karena lingkungan satu negara dengan negara lain saling berkaitan. Terumbu karang perlu dimanfaatkan secara optimal, namun harus tetap menjaganya agar tercipta pengelolaan ekosistem terumbu karang yang berkelanjutan.
Sumber:
http://surajis.multiply.com/journal/item/7